Rabu, 06 Oktober 2010

Saat yang tepat & sangat dibutuhkan untuk ber-Devosi Kerahiman Ilahi


Pengantar dari redaksi:

Mawass edisi 6 antara lain memuat artikel tentang kegiatan PDKI di Paroki Salib Suci.
Selain itu, di rubrik 'Tanya-jawab' juga ada muatan tentang Doa / devosi 'Kerahiman Ilahi'.
Dari dua muatan itu, muncul beberapa tanggapan dari pembaca Mawass, berkaitan dengan hal-hal seputar PDKI dan Devosi Kerahiman Ilahi.
Melihat hal itu, berikut ini redaksi menampilkan artikel, yang lebih detail dan sistematis mengenai Devosi tersebut, dengan harapan para pembaca Mawass dapat memahami dengan lebih baik lagi salah satu kekayaan spiritual Gereja Katolik kita.
Mari kita simak . . .

APA dan BAGAIMANA:
DEVOSI KERAHIMAN ILLAHI

A. Pengertian Devosi
Apa itu Devosi ?
Istilah devosi berasal dari kata benda latin “Devotio“ yang berarti: kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti; atau keta kerja Latin: “devovere” yang artinya: “mencurahkan perhatian sepenuhnya pada 'atau' memasrahkan diri kepada“ sesuatu atau pribadi tertentu.
Devosi Kerahiman Illahi ialah suatu kebaktian yang memberikan keyakinan kepada umat manusia bahwa Allah itu Maha-rahim dan Maha-pengampun, untuk percaya penuh kepada Allah serta untuk belajar menerima belas-kasih-Nya dengan ucapan syukur.
Bentuk devosi Kerahiman Illahi ini didasarkan pada catatan-catatan Santa Faustina Kowalska, seorang biarawati Polandia yang tak terpelajar, yang dalam ketaatan kepada pembimbing rohaninya, menuliskan sebuah Buku Catatan Harian (dikenal dengan singkatan: BCH) setebal kurang lebih 600 enamratus) halamanan. Dalam buku catatan itu ia mencatat tentang penampakan-penampakan yang dianugerahkan kepadanya mengenai Kerahiman Allah. Berdasarkan pengalaman spiritual St. Faustina itu, mulailah berkembang suatu kegiatan doa / devosi, yang dikenal dengan nama: DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILAHI, yang juga dikenal dengan nama: DOA KORONKA.
St. Faustina wafat pada tahun 1938, pada saat mana Devosi kepada Kerahiman Illahi telah mulai disebar-luaskan.

Pesan Utama Kerahiman Illahi
Pesan utama Kerahiman Illahi, mengingatkan kita bahwa Allah mengasihi kita semua, tak peduli betapapun beratnya dosa kita. Tuhan ingin kita tahu bahwa belas-kasih-Nya jauh lebih besar daripada segala dosa kita; Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, menerima belas-kasih-Nya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama. Dengan demikian segenap umat manusia akan ikut ambil bagian dalam sukacita-Nya.

Pesan ini dapat kita ingat dengan mudah melalui 'ABC' Kerahiman Illahi :

A: Ask For His Mercy: Mohon Belas Kasih Allah
Allah menghendaki kita bertobat yaitu: datang kepada-Nya dalam doa secara terus menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas-kasihNya atas umat manusia di dunia, sebab Allah, melalui sengsara dan wafat Yesus, telah menyediakan bagi semua orang suatu samudera belas-kasih yang tak terhingga.
Kepada St. Faustina, Yesus sekali lagi menyatakan pesan yang sama. Yesus memberikan tiga cara baru untuk mohon belas-kasih-Nya dengan mengandalkan jasa-jasa sengsara-Nya, yaitu: Doa Koronka, Novena dan Jam Kerahiman Illahi. Yesus mengajarkan bagaimana mengubah hidup sehari-hari menjadi suatu doa yang tak kunjung henti memohon belas kasih Allah. Melalui Rasul Kerahiman Illahi-Nya (yaitu St. Faustina), Yesus memanggil kita semua untuk mohon belas-kasih-Nya.
“Jiwa-jiwa yang memohon belas-kasih-Ku menyenangkan hati-Ku. Kepada jiwa-jiwa ini aku menganugerahkan rahmat, bahkan seorang pendosa besar sekalipun, jika ia mohon belas-kasih-Ku “(BCH.1146)
“Mohonlah belas kasih bagi seluruh dunia“ (BCH. 570)
“Tak satu jiwapun yang mohon belas-kasih-Ku akan dikecewakan“ (BCH .1541)

B: Be Merciful: berbelas-kasih kepada sesama
Tuhan menghendaki kita menerima belas-kasihNya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti Ia telah melakukan kepada kita. Belas-kasih adalah kasih yang berusaha meringankan penderitaan sesama. Belas-kasih adalah kasih yang hidup, yang dicurahkan atas sesama guna menyembuhkan, melegakan, menghibur, mengampuni, menghapus rasa sakit. Itulah kasih yang Tuhan tawarkan kepada kita dan itulah yang Ia kehendaki kita tawarkan kepada sesama.

C: Completely Trust: percaya penuh kepada-Nya.
Tuhan Allah ingin kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas-kasih-Nya tergantung pada besarnya kepercayaan (iman) kita. Semakin kita percaya kepada-Nya semakin melimpah rahmat yang kita terima. Kepercayaan (iman) kepada Yesus merupakan intisari pesan kerahiman illahi.

'ABC' Kerahiman Illahi saling berhubungan satu sama lain, dan unsurnya yang utama adalah kepercayaan penuh kepada Yesus. Kita tidak sekedar mohon belas kasih Tuhan atau sekedar berbelas-kasih kepada sesama, melainkan kita mohon belas-kasih Tuhan dengan percaya penuh dan Tuhan memenuhi kita dengan rahmat-Nya agar kita dapat berbelas-kasih, sebab Bapa Surgawi kita penuh belas-kasih. Kata-kata Yesus kepada St. Faustina: “Aku adalah kasih dan Belas-kasih itu sendiri. Apabila jiwa datang kepada-Ku dengan penuh kepercayaan, Aku akan memenuhinya dengan rahmat yang begitu berlimpah hingga jiwa tak mampu menampungnya seorang diri, melainkan menyalurkannya kepada jiwa-jiwa lain juga “ ( 1074 )

B.Spiritualitas Kerahiman Illahi
Spiritualitas Kerahiman Illahi berbasis pada sifat Allah yang berbelas-kasih. Sedangkan belas-kasih bersumber dari kasih Allah sendiri. Berdevosi kepada belas-kasih Allah berarti bahwa devosan demikian tenggelam dalam pesona kasih Allah yang demikian murah hati. Biasanya seorang devosan menjadi ingin hidup dengan didayai oleh kasih Allah yang berbelas-kasih itu, sedemikian sehingga berharap orang lain yang dijumpainya juga dapat diantar masuk dalam kekayaan belas-kasih Allah. Dengan demikian setiap devosan selalu termotivasi dari dalam hatinnya untuk menghidupi nilai / keutamaan seperti: empati dan solidaritas, murah hati dan pemberi-diri tanpa batas, pengorbanan dan silih, pengampunan dan kepercayaan, kesetiaan dan kesabaran, optimisme dan harapan.

C.Bagaimana Mempraktekkan Devosi Kerahiman Illahi ?
Mempraktekkan Devosi Kerahiman Illahi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Menghormati Lukisan Kerahiman Illahi.
2. Mendaraskan Koronka Kerahiman Illahi
3. Merayakan Minggu Kerahiman Illahi
4. Novena Kerahiman Illahi
5. Mendoakan Jam Kerahiman Illahi


D.Apakah Koronka dapat didoakan dalam acara yang bernuansa / intensi / ujub 'syukur', misalnya: Midodareni, Ulang tahun, dan bentuk-bentuk syukur lain?
Devosi Kerahiman Illahi seperti yang dinyatakan Tuhan kita melalui St. Faustina, dianugerahkan kepada kita sebagai sarana belas-kasih, sebagai silih atas segala dosa yang dilakukan. Maka doa Koronka memiliki kekhasannya sebagai “silih“. Antara “Silih” dan “Syukur” tentunya ada perbedaan.

Untuk menjaga kekhasan tersebut maka Doa Koronka atau Kerahiman Illahi sangat tepat jika tidak didoakan dengan tema-tema syukur.
Sebagaimana misalnya Doa Novena Tiga Salam Maria, adalah doa yang bercirikan permohonan yang sangat mendesak kepada Bunda Maria, demikian pula Doa Kerahiman Ilahi, sebagaimana telah diuraikan di atas, juga mempunyai ciri khas, yaitu “silih”, memohon”kerahiman ilahi”.
Mungkin kita sering melihat (atau mengalami?) Doa Koronka / Doa Kerahiman Ilahi dilakukan dalam kesempatan doa yang bertema / ujub “syukur”. Memang hal ini tidak tepat. Melalui rubrik ini, semoga perlahan-lahan akan ada pembenahan, sehingga kita dapat menempatkan segala sesuatu dengan benar.

(Sofie Muji PDKI Salib Suci, Tropodo-Sidoarjo
untuk MAWASS Edisi 7)

Tidak ada komentar: